Minggu, 05 Februari 2012

Secret Love






Secret Love

C.I.N.T.A...pasti semua manusia yang hidup didunia ini pernah merasakan apa yang disebut dengan 5 huruf itu. Cinta tidak hanya cinta dengan lawan jenis saja. Namun cinta terasa berbeda ketika kita merasakan ketertarikan dengan lawan jenis. Itu juga yang aku rasakan. di awal aku menempuh hidup sebagai siswa kelas X SMA. Namaku Tiara, tapi teman-temanku biasa memanggilku Rara. Aku termasuk cewek yang pendiam dan pemalu. Aku tidak akan mengobrol dengan orang yang belum aku kenal kecuali dia yang mengajaku
bicara. Di awal aku masuk SMA ini, aku hanya mengenal 1 orang yang kini jadi teman baruku, namanya Mira. Dia teman sekelasku, dan teman sebangkuku. Hari hari selanjutnya aku mulai membuka diri untuk sekedar berkenalan dengan teman-teman sekelasku lainnya. Dan ketika aku berkenalan dengan teman yang duduk di bangku depanku, entah mengapa aku sedikit canggung berhadapan dengannya. Namanya Aldi, kalau sekilas aku melihat dia, sepertinya dia tipe cowok yang sombong dan sok. Ya itulah hal pertama yang aku simpulkan ketika mengenal aldi. Namun aku tak akan memperkirakan sejauh itu, bahwa justru dia yang membuatku merasakan apa itu Cinta, dan itu yang pertama bagiku. Awalnya memang biasa saja, mengobrol dengan dia pun jarang . hanya sesekali sharing dalam hal pelajaran. Namun 1 hal yang membuatku merasa dia berbeda, yaitu tatapan matanya, terlalu teduh bagiku. Hingga kadang aku tak sanggup untuk menatapnya ketika dia mengajaku bicara. Aku tak tau apa mungkin itu hanya perasaanku saja, tapi memang tatapan matanya berbeda dengan teman lelakiku yang lainnya. Aku sudah berusaha untuk membentengi diriku agar tidak jatuh cinta dengannya. Namun semua sia-sia. Mungkin sudah takdirku untuk memiliki rasa itu. 1 bulan berlalu, dan aku sama sekali tidak bertambah dekat dengan aldi, semua datar. Suatu malam aku menelusuri dunia maya dengan laptopku. Aku membuka jejaring sosial yang aku miliki. Tak sengaja aku menemukan akun milik Aldi, segera aku tambahkan dia sebagai teman. Dengan harapan aku bisa dekat denganya. Uhh..khayalanku terlalu tinggi. 1 minggu kemudian aku kembali membuka akunku. Kulihat pemberitahuannya. Dan aldi sudah mengkonfirm permintaan pertemananku. Aku juga tak pernah memperkirakan sebelumnya kalau dia juga sedang online malam itu. aku buka profilnya. Aku baca statusnya. Tak ada yang spesial. Aku memutuskan untuk memberi jempolku distatusnya. Dan 2 menit kemudian ada pemberitahuan kalau aldi mengirimkan sesuatu di dinding akunku. Aku segera membukanya. Dan pesan dindingnya seperti ini.
> TFL, ini Tiara kan? Teman sekelasku? ..
Ya hanya seperti itu. tapi entah kenapa aku senang sekali, ternyata dia tidak sesombong dan secuek yang aku kira. Dan aku mengomentari pesan dindingnya.
<ya.. ini aku tiara..
Ternyata setelah itu dia tidak membalas komentarku lagi, tapi dia justru mengirim pesan obrolan untukku. Dan diakhir-akhir obrolan, aku sama sekali tidak menyangka bahwa dia meminta nomer HP.ku.. rasanya senang sekali. Aku seperti mendapat harapan darinya. Tanpa berpikir panjang aku segera memberi nomer hp.ku untuknya.. namun aku tunggu hingga pagi, ternyata dia tidak mengirim pesan untukku. Mungkin dia capek.
Keesokan harinya disekolah tidak ada sesuatu yang spesial dari dia. Aku sama sekali tidak bercakap-cakap denganya. Dan hari-hari selanjutnya juga seperti itu. Aldi memang hampir setiap hari mengirim sms untukku, tapi apa yang aku bicarakan dengan dia sama sekali tidak menyangkut tentang apa yang aku rasakan untuknya. Dan aku takut untuk memulai. Di dunia maya aku seperti sudah dekat dengan dia bertahun-tahun. Kita sering sharing . tapi di dunia nyata justru berbanding terbalik 180 derajat. Dan suatu hari aku memutuskan untuk bercerita dengan Mira kalau aku meyimpan rasa suka untuk aldi. Awalnya dia tidak percaya. Gadis pendiam dan cuek seperti aku ini bisa juga jatuh cinta. Dan cintaku itu untuk Aldi, laki-laki yang sama sekali tidak dekat denganku. 2 bulan berlalu. Semua sama. Oh tuhan . apakah kau tidak mengijinkanku untuk dekat dengan Aldi di kehidupan nyata sekalipun? Lama-lama aku tersiksa dengan perasaan ini. aku hanya mendapat harapan semu dari dia. Tapi aku masih mencoba untuk bertahan dengan cintaku. Aku merasa senang walau dekat dengan Aldi hanya di dunia maya. Dan tanpa terasa aku sudah menyimpan cinta itu selama 1 semester lebih. Dia semakin sering datang di malam-malamku. Aku semakin terjerat olehnya tanpa dia tau kalau di telah menjeratku. Aku seperti patung jika dihadapannya. Bisu..tak mampu berbuat apa-apa. Menatapnya pun tak mampu. Pernah suatu ketika aku mendapat tugas kelompok bersama Aldi. Aku sama sekali tidak menatapnya ketika dia mengajaku bicara.  dia berkata seperti ini kepadaku.
“rara..kalau kamu diajak ngomong kamu liat mata aku donk..jangan nunduk terus seperti itu.”
Aku hanya menjawab dengan sedikit mengangkat kepalaku, hingga wajahku yang terasa merah padam karena salah tingkah ini terlihat olehnya. Dia hanya tersenyum. Aldi ..plis..jangan senyum..jangan menatapku seperti itu..aku tak sanggup.. ya..hatiku berontak seperti itu. lama-lama keringat dingin membasahi tanganku.. Oh Tuhan..aku ini lebay sekali. Rasanya aku ingin bel segera berbunyi agar jam pelajaran habis. Dan aku bisa terbebas dari aldi. Entahlah apa yang aldi pikirkan tentang aku selama ini. tapi di dalam hatiku aku sangat takut jika dia tau kalau aku suka dengannya. Aku malu..gadis seperti aku tak sepantasnya jatuh cinta dengan dia. Aku merasa terlalu buruk bagi dia,, di akhir penantianku aku semakin sering membiarkan air mataku jatuh untuknya. Saat teringat Aldi dan mengingat cintaku yang telah lama bersarang dihatiku. Aku mencoba meyakinkan diriku untuk membuang perasaan untuk aldi jauh-jauh dan sejauh mungkin. Rasanya sangat berat. Tidak semudah waktu aku jatuh cinta dengan dia. Apalagi aku masih 1 kelas dengan aldi. Dan aku juga sudah tidak terlalu dekat dengan dia lagi baik didunia maya, maupun nyata. Aku berpikir mungkin inilah waktu yang tepat untuk mengubur cinta untuk aldi sedalam-dalamnya. Aku tak bisa menjelaskan berapa banyak  air mata yang aku korbankan dalam masa-masa seperti ini.
Dan untunglah sedikit demi sedikit aku mulai bisa menyisihkan semua rasa suka untuk aldi. Hingga 1 tahun berlalu, dan aku rasa aku sudah biasa saja dengan dia. Hanya teman dan cinta masa lalu. Kini aku sudah duduk di bangku kelas XI SMA . aku sudah tidak 1 kelas lagi dengan Aldi. Semakin mudah bagiku untuk menghapus jejak aldi dikehidupanku. Namun aku masih 1 kelas dengan Mira. Ya dia sahabat terbaiku, yang selalu setia mendengar curhatanku . termasuk tentang aldi ketika dulu aku masih suka dengannya. Dan di kelas XI ini kisah cintaku dimulai lagi. Aku bertemu dengan Bimo. Teman sekelasku. Waktu aku masih kelas X dulu , aku sama sekali tidak mengenalnya, mungkin karena sifatku yang terlalu pendiam ini. bisa dibilang bimo itu lawan dari aldi, sifat mereka sangatlah berbeda. Aldi yang cuek, serius , dan sama pendiamnya dengan aku, tapi bimo.. dia lelaki yang ramai , kocak dan selalu bisa membuatku tertawa. Dan bisa dibilang dia tipe cowok yang perhatian. Sebagai teman tentu saja. Aku lumayan dekat dengan dia. Kami sering ngobrol di sela-sela jam pelajaran bersama teman yang lain. Dan dia pernah mengantarku pulang kerumah ketika aku tidak ada yang menjemput. Dia sering curhat kepadaku kalau dia sedang jatuh cinta dengan seorang teman perempuannya. Tapi dia tidak memberi tau aku siapa gadis itu. selang beberapa bulan kemudian. Sepulang sekolah bimo sengaja memintaku untuk tinggal di kelas. Katanya ada yang ingin dia bicarakan denganku. Waktu itu di kelas hanya ada aku, bimo dan mira. Mira sengaja duduk agak jauh dariku. Katanya nggak mau ganggu. Padahal aku rasa tidak ada hal yang penting disitu. Dan bimo duduk di sebelahku. Agak canggung rasanya dengan kondisi seperti ini.
“Rara..seperti yang aku bilang tadi. Ada yang penting banget yang mau aku omongin ke kamu..” kata bimo.
“apa..ngomong aja..”
“sebenarnya sejak pertama kenal kamu. Aku udah mulai tertarik sama kamu. Dan semakin kita dekat rasanya aku mulai jatuh cinta sama kamu Ra.. dan asal kamu tau. Cewek yang sering aku ceritain itu adalah kamu sendiri..”
“hah...serius?”aku masih kaget dengan apa yang diucapkan Bimo.
“lebih dari serius aku juga berani Ra..kamu mau nggak jadi pacar aku?”
Dan saat itu aku sedikit melihat ke arah Mira. Aku bisa membaca dari gerak bibirnya dia membisikan kata ..terima..terima.. kenapa dia bisa tau semua ini? apa kedengeran sampai ditempat duduknya?? Dan seperti mendapat bisikan gaib..aku langsung saja menerima Bimo. Dan mulai saat itu.. kita “jadian”. Malam harinya aku termenung dikamar. Aku masih heran kenapa aku mau menerima Bimo. Karena yang aku rasakan saat ini. aku sama sekali tidak menyukainya. Dan aku sama sekali tidak bermaksud menjadikannya sebagai pelampiasan. Aku tidak ingin menyakitinya. Karena dia sudah terlalu baik kepadaku. Aku akan mencoba mencintainya. Agar aku tidak memberinya status palsu. Awal aku menjalin hubungan dengan Bimo, dia benar-benar membantuku untuk melupakan Aldi sepenuhnya. Dia sangat baik kepadaku. Dan aku sempat berpikir mungkin memang dia yang terbaik untukku. 2 bulan sudah berlalu. Aku dan bimo masih baik-baik saja. Walau kadang ada selisih kecil, kita selalu bisa menanganinya. Dan kini aku sudah bisa jatuh cinta dengan sosok Bimo, seperti pepatah jawa, witing tresno jalaran soko kulino. Karena aku sudah sering bersama dia, kini aku mulai mencintainya. Aku harap dia juga masih mencintaiku. Tidak terasa hubunganku sudah berlangsung 7 bulan.. cukup lama juga kan..dan saat itu juga aku merasa Bimo berubah. Dia menjadi over protektif denganku. Aku pikir dia mulai mencurigaiku yang tidak-tidak. Padahal aku sama sekali tidak pernah berbuat macam-macam di belakang dia. Dia juga memaksaku untuk memberikan password akun facebook milikku..untuk apa? Ada yang pentingkah? Aku tidak memberikannya. Dia memaksa. Namun aku bersikeras tidak akan memberikannya. Akhirnya dia mengalah. Namun tidak hanya sampai disitu. Dia menjadi seperti polisi yang sering mengitrogasi tahanannya. Dan akulah tahanannya. Aku tidak suka diatur. Aku nyaman dengan hidupku sendiri. Aku tidak suka dengan sikapnya seperti itu. aku sudah mencoba membicarakanya dengan Bimo kenapa dia berubah . dia hanya bilang tidak ada yang berubah dari dia. Saat ku tanya kenapa dia jadi over protektif? Dia hanya menjawab tidak mau kehilangan diriku..ahh..bullshit...aku juga mengatakan kepadanya jika sikapnya seperti itu terus, aku tidak segan-segan untuk meninggalkanya. Dan tanggapannya, dia hanya bilang kalau dia tidak berubah..dia sama seperti dulu. Memang dia tidak berubah menjadi superman atau apapun. Tapi sikapnya yang berubah. Dan sepertinya aku memang tidak bisa terus bersama bimo, karena dia menjadi semakin egois dan sama sekali tidak memperdulikan kata-kataku. Apa ini sifat aslinya? Apa ini salahku? Aku tak tau. Dan akhirnya aku memutuskan hubunganku dengan Bimo. Awalnya dia menolak. Tapi aku sudah yakin untuk berpisah dari dia. Aku ingin sendiri saat ini. karena aku tidak bisa bersama orang yang suka mengaturku seenak hati dia dengan aturan yang sama sekali tidak aku sukai.
aku sedang menikmati namanya patah hati
dan tiba-tiba kau hadir temani sebagai pengganti
dan aku mulai buka mata hati lagi
dan disaat ku mulai jatuh cinta lagi
kurasakanku sakit hati

kaulah yang patut kuharapkan
namun tak begitu
kaulah yang harusnya mengerti
namun kau tak mampu
jujur ku tak bisa terus dengan kamu
lebih baik ku udahan denganmu....    (treeji...> lebih baik <)
mungkin petikan lagu itu cocok untuk sosok Bimo saat ini. berbeda dengan Aldi dulu. Aku sangat mudah melupakan Bimo. Tidak sesakit yang aku rasakan seperti Aldi dulu. Aku memutuskan untuk moving on. Dan aku memutuskan untuk sendiri dulu. Apa aku trauma? Kurasa tidak. Aku hanya ingin memperbaiki patahan-patahan di hatiku.  Terlebih fokus pada sekolahku. Karena sebentar lagi aku sudah naik ke kelas XII. Dan di kelas XII ini aku seperti diajak untuk bernostalgia. Aku 1 kelas lagi dengan Aldi dan aku harus berpisah dengan Mira.  Oh tuhan..kenapa harus 1 kelas lagi dengan aldi. Dan benar saja.. aku terjebak lagi. Aku heran kenapa pesonanya tak luntur juga. pandai sekali seorang Aldi membuat hatiku terpikat. Cinta lama bersemi kembali. Itu yang kurasakan. Aku sudah mencoba berkata pada diriku sendiri , jangan sampai aku jatuh cinta lagi dengan dia. Tapi aku tidak bisa mengalahkan perasaanku. Hati nggak bisa bohong. Dan bodohnya diriku aku masih saja berharap padanya. Apa aku lupa akan masalalu ku dengan dia yang hanya membuatku sakit? Tidak aku masih ingat semuanya. Tapi aku juga tidak bisa menebak jalan pikiranku. Apa aku tidak memikirkan resiko yang akan aku terima jika aku tetap mencintai aldi. Tidak juga..aku sudah siap dengan segala resiko. Jika aku harus patah hati lagi untuk yang kedua kalinya. Itu juga salahku kenapa masih mempertahankan Aldi. Tapi aku tidak meminta supaya aku jatuh cinta dengan dia. Siapa yang salah? Kupikir  Tidak ada yang salah..,
dan suatu ketika Mira sedang berada dirumahku. Kami bercerita panjang lebar. Sampai pada akhirnya dia menceritakan kepadaku sesuatu yang membuat hatiku serasa dihantam palu.
“sekarang kan aldi udah punya pacar Ra..itu si Nina teman sekelasku..ternyata mereka udah jadian sejak kelas XI. Berarti waktu kamu sama Bimo dulu. Dia juga udah sama Nina.”
“hah... aldi udah punya pacar? Serius kamu?”
“iyalah..jadi kamu belum tau ya? Ya udahlah..dia kan Cuma masalalu kamu. Tapi kok kamu kaget gitu sih? Apa jangan-jangan kamu masih suka sama dia?”
“ahh..ya nggak lah..ngawur kamu.”
Mira memang tidak tau kalau aku jatuh cinta dengan Aldi lagi. Dan tepatnya hanya aku dan Tuhan yang tau. Aku benar-benar down ketika itu. rasanya ada yang sesak di dadaku. Dan memaksa airmataku keluar. Tapi aku tahan. Masih ada Mira dirumahku. Dan sepulang Mira dari rumahku. Aku langsung kekamarku dan meluapkan semua emosiku disana. Biar saja aku menangis. Dari awal harusnya aku sadar dan siap dengan resiko ini. mungkin aku hanya ditakdirkan untuk menjadi secret admirer aldi. Sampai kapanpun kurasa dia sangat jauh dari genggamanku. Tapi kenapa Tuhan mengijinkan aku untuk jatuh cinta denganya bila hanya menyisakan luka untukku. Mungkin Tuhan punya jawaban sendiri. Atau Tuhan menyadarkan aku untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Aku harus membersihkan hatiku.tidak boleh ada aldi lagi. Didunia ini lelaki bukan hanya dia. Jika aku tidak bisa bersatu dengannya. Mungkin ada yang lebih baik dan lebih pantas untukku yang Tuhan sudah siapkan pada waktunya nanti. Tapi jujur aku tidak bisa melupakan semua ini. karena mungkin terlalu berharga. Aldi ..walaupun kau tidak pernah sedikitpun mengetahui jika aku menyukaimu. Tapi kaulah kenangan terindah dalam hidupku. Cinta pertamaku. Walau hanya menyisakan perih. Tapi aku tidak menyesal pernah menyukaimu. Menuggumu.. mungkin memang bukan kau yang bisa mencintaiku. Aku percaya aku pantas untuk bahagia..
Dan aku yakin  semua akan indah pada waktunya...

Penulis:: Fitri Andriani
Follow me:: @viivitri

5 februari 2011