Rabu, 09 Mei 2012

Recycle




Namaku Atha, aku adalah siswi kelas 2 SMU . Pagi ini aku termasuk beruntung, karena aku tiba di sekolah tepat beberapa detik sebelum bel berbunyi. Huft.. tampaknya Tuhan masih menyayangiku. Segera aku menyambangi bangkuku. Dan mengikuti pelajaran seperti biasanya. Aku memang bukan cewek populer di sekolah, tapi cukup banyak juga siswa di sekolah ini yang mengenalku selain teman sekelasku, mungkin karena aku aktif di berbagai kegiatan sekolah. Atau karena memang aku tergolong tipe cewek supel . aku
tidak pilih-pilih teman. Asal dia anak baik-baik .. lets be friend aja deh . Aku punya sahabat dekat , namanya Tiffa. Dia sekaligus teman sebangkuku. Ada juga Diwan, dia teman sekelasku waktu masih kelas 1. Tapi sekarang kita beda kelas. Dan sampai saat ini kita masih dekat. 2 orang ini yang pertama aku datangi ketika aku ada masalah. Diwan . bila aku menyebut namanya, sebenarnya bukan hanya sahabat yang ada di benaku. Orang spesial mungkin. Tapi tidak bisa disebut sebagai “pacar” . aku dan dia tidak pernah memiliki ikatan seperti itu. tapi jujur, dia pernah menyatakan padaku kalau dia menyukaiku. Ya aku tak bisa bohong kalau sebenarnya aku juga menyukainya. Tapi perasaanku ini belum bisa dikatakan sebagai “cinta” .aku masih nyaman bersahabat dengannya. Untunglah dia mengerti. Dan hal itu tidak membuat persahabatan kita renggang. Sebenarnya hari ini aku sedang dalam keadaan dilema. 2 hari yang lalu aku mendapat kabar yang membuatku shock.
“lo bakal ikut jemput fadi di bandara , tha?” tanya tiffa
“kayaknya iya fa, gue udah janji sama dia.”
“oke deh . gue titip salam aja buat dia ya.”
Antara senang dan bimbang ketika aku mendengar kepulangan Fadi. Senang karena aku akan bertemu dia setelah 3 tahun kita tak pernah bertatap muka dikarenakan dia pindah ke lampung. Dan bimbang karena aku takut. Aku takut kalau aku bertemu dia, semua memori masa lalu tentang dia akan terungkit lagi.
                Dan hari ini tibalah waktuku untuk menjemput Fadi dibandara, sesuai dengan janjiku padanya. Aku berangkat dengan taksi. Setengah jam kemudian aku sudah sampai di bandara. Aku menunggu kedatangan Fadi dan keluarganya. Hp.ku bergetar. Ada pesan masuk dari Fadi, dia sudah berada di bandara. Aku memberi tau dia dimana aku sekarang. Semoga dia menemukanku. 10 menit mataku menjelajah setiap orang yang lalu lalang di hadapanku. Tapi aku tak menemukan sosok Fadi. Dan tiba-tiba aku mendegar ada suara memanggilku. “athaa!” aku menoleh ke sumber suara itu. aku melihat seorang laki-laki memakai jaket hitam dan menenteng koper besar melambaikan tangan ke arahku. Dia berjalan mendekatiku, semakin dekat semakin aku mengenali wajahnya. Dia Fadi. Banyak perubahan dalam dirinya. Dia nampak lebih dewasa, lebih tinggi dan aku akui, lebih tampan J. “Fadi..” sapaku padanya . dia meletakkan kopernya. Dan tiba-tiba dia memelukku. Aku kaget, aku masih diam tak bereaksi. Dan aku sadar ketika dia bilang “makasih tha. Udah mau jemput aku dibandara” dia melepaskan pelukannya. “selamat datang di jakarta J” sambutku padanya. “oh iya. Mana  mama papa kamu?”tanyaku lagi. “itu mereka masih dibelakang” kata fadi sambil melihat kedua orangtuanya yang sedang berjalan ke arah kami berdua. Aku segera menyalami kedua orang tua Fadi, mulai dari mamanya. “ini Atha ya. Tambah cantik ya sekarang . udah gede.” Kata mama Fadi yang sedikit membuat pipiku seperti tomat rebus. “atha masih sama kayak dulu kok tante. Bedanya Cuma tambah umurnya aja.. hehe” jawabku. “Atha. Daritadi Fadi udah nggak sabar pengen ketemu kamu. Katanya kangen tuh. Iya nggak Fad?” kata papa Fadi. “ahh, bohong tuh papa ngarang cerita kok Tha.” Bantah Fadi. “enggak bener kok Tha. Tante jadi saksinya deh. Fadi udah kengen setengah mati tuh sama kamu” balas mama Fadi. Aku hanya tersenyum mendengar pembicaraan itu, aku melihat Fadi. Dia menggaruk rambutnya yang nampaknya tidak gatal , dan membuat rambutnya acak-acakan. Dan itu membuat dia terlihat lebih.. BERKARISMA..
“ma. Pa.. aku pulang naik taksi sama Atha ya. Kasian dia kalau pulang sendiri.”kata Fadi
“iya .. mama sama papa ngerti kok. Kalian pasti butuh waktu berdua buat melepas rindu. Tapi jangan kelamaan ya. Harus cepet sampe rumah.” Jawab mama Fadi.
Setelah itu aku segera keluar dari bandara bersama Fadi. Tak susah untuk mendapatkan taksi, karena di depan bandara sudah banyak taksi berjejer. Tinggal pilih satu dan kami berdua memasukinya. Dan .. brrrmmm.. taksi melaju..  didalam taksi tiba-tiba suasana berubah dingin. bukan hanya karena AC dalam taksi. Karena keadaan kami berdua yang hanya diam mematung. Jujur aku ingin mengatakan pada Fadi kalau aku sangat merindukannya dan aku senang dia bisa pulang ke jakarta. Tapi aku bingung bagaimana memulainya. “atha..” suara itu memecah lamunanku. Ya suara fadi. Akhirnya dia memulai pembicaraan juga. “iya fad”jawabku sekenanya. “gimana kabar kamu?”tanyanya. “baik kok. Kamu sendiri?” aduh sumpah garing banget obrolannya, batinku. “aku juga baik, udah lama ya kita nggak ketemu..”kata fadi lagi. Fadi, nggak usah ditanya juga aku tau kalo kita udah lama nggak ketemu , bisa nggak topiknya dinaikin dikit, jangan datar gini donk !. batinku kesal. “iya.. udah 3 tahun. Ternyata kamu masih ingat sama aku ya.”jawabku. “nggak mungkinlah aku lupa sama kamu”. “dulu waktu kamu pergi kamu sama sekali nggak pamitan sama aku..” “itu karena dulu semua serba mendadak tha, aku nggak sempet” “ohh.. !” jawabku singkat.  Fadi diam tak menjawab. Dan kami berdua kembali mematung. Aku sama sekali tak mengharapkan suasana seperti ini. Sepanjang perjalanan aku hanya diam memandangi situasi jalanan dari balik jendela taksi. “Atha..” suara itu membuyarkan lamunanku lagi. “emm.. iya Fad. Kenapa?” jawabku sambil menoleh ke arah Fadi. “Cuma mau ngingetin, sebentar lagi udah sampe rumah kamu tuh.”katanya santai. “ohh. Kirain ada apa’an” sumpah Fadi .. kenapa kamu garing banget sih . umpatku dalam hati. Tak lama kemudian taksi sudah sampai di depan rumahku. “makasih ya tha. Titip salam buat papa mama kamu.”kata fadi sebelum aku turun dari taksi. “iya. Nanti aku sampein salam kamu.” jawabku , dan aku segera turun dari taksi. Aku masih berdiri di depan rumahku sambil memandangi taksi yang dinaiki Fadi perlahan menghilang di kejauhan.
***  
                Dikantin sekolah, kini aku tengah menikmati makan siang bersama Tiffa. Namun aku sama sekali tidak bernafsu untuk melahap semangkok bakso yang masih utuh dihadapanku. Aku hanya memainkan sendok sambil bertopang dagu. “dooorr!!” tiba-tiba suara itu mengagetkanku sampai membuat tanganku terpeleset dari meja, untung saja mukaku tak jatuh ke mangkok bakso. “sumpah ya Wan, lo bikin gue hampir jantungan tau!” umpatku pada Diwan yang dengan sengaja mengagetkanku tadi. “hahaha.. sorry . habisnya gue lihat dari tadi lo ngelamun terus, kasian tuh bakso dianggurin gitu.” kata Diwan. “iya nih si Atha kayak orang kesambet , jadi takut gue deket-deket dia”sahut Tiffa. “kenapa sih lo berdua , rempong banget deh. Gue Cuma lagi nggak mood aja.” “nggak mood kenapa Tha? Bukannya harusnya lo seneng soalnya kemaren kan habis ketemu sama si.. siapa itu temen smp lo? Gue lupa namanya.”kata diwan
“Fadi ya?”jawab Tiffa. “iya itu padi padi apalah pokoknya.”kata Diwan
“Fadi, bukan Padi. Ngaco aja lo kalo ngomong Wan !” bantahku.
“iye-iye maap. Gitu aja emosi.”jawab diwan sambil cemberut kayak curut
“kenapa sih lo berdua malah bahas Fadi, asal kalian tau , justru dia yang bikin gue Bete !”
“emangnya kemaren dia ngapain elo sih?”tanya tiffa.
“ya nggak ngapa-ngapain sih. Cuma gue kesel aja sama dia. Gue tuh berharap pertemuan gue sama dia bisa kasih something spesial gitu lah. Lo tau sendiri kan. Gimana dulu dia tiba-tiba pindah tanpa ngasih gue kabar dan tanpa ngasih kejelasan gimana hubungan gue sama dia juga. Dan sekarang dia tiba-tiba datang lagi. Dan rasanya itu malah jadi mimpi buruk buat gue.”
“elo masih suka sama dia tha?”tanya diwan dengan muka serius
“gue nggak tau Wan. Cuma yang gue tau saat ini. Pastinya dia udah beda. Dia masih inget sama gue aja udah syukur deh. Jujur gue masih ngerasain Feel yang sama waktu gue pertama ketemu dia di bandara. Tapi semua itu sekejap hilang saat gue tau betapa dinginnya dia sekarang.. dan gue pikir pasti juga dia udah ada yang punya..”kataku sambil menunduk.
“Sabar ya Tha. Lingkungan dia kan sekarang juga udah beda. Inget. Dia Cuma masa lalu lo. Lo harus moving on Tha. Masih banyak kok cowok yang lebih baik dari dia.”kata Tiffa menghiburku.
Masa lalu? Tiffa bilang kalo Fadi itu masa lalu gue. Dia udah ninggalin gue tanpa kejelasan sama sekali. Dan sekarang dia dateng seakan-akan gue itu nothing buat dia. Mungkin dia juga udah lupa kalo kita pernah menjalani suatu hubungan. Argght.. nggak ada gunanya gue mikirin dia. Gue harus moving on. Gue nggak akan biarin diri gue kesiksa sama perasaan nggak penting kayak gini.
**** 
1 minggu kemudian, hari ini  ada arisan keluarga dirumahku, dan pastinya sahabat karib kedua orang tuaku turut diundang . Aku masih sibuk menyiapkan hidangan untuk para tamu di dapur. 10 menit lagi acara sudah dimulai. Mama menyuruhku untuk segera menyelesaikan pekerjaanku. Aku mempercepat ritme kerjaku. Dan segera membantu mama menghidangkan makanan. Setelah semuanya clear. Aku segera masuk ke kamarku,berganti pakaian dan merapikan diri. Nggak mungkin kan aku menemui para tamu dengan muka kusut karena kecapean seharian didapur. Dan untuk hari ini , tampil simple ajalah. Sheet dress, dengan rambut digerai. Ya inilah aku. Miss. Simple. Aku kini sudah berada di ruang keluarga bersama beberapa tamu. Dan... betapa terkejutnya aku ketika aku melihat seseorang yang tak asing lagi bagiku, dia tengah bercakap-cakap dengan papaku. Sedari awal aku sudah menduga bahwa keluarganya pasti datang di acara ini. tapi kenapa dia harus ikut juga ! “atha” papa memanggilku, dan itu membuat mataku terpaksa harus menoleh ke arah papa, dan pasti melihat ke arahnya juga. hal yang saat ini paling ku benci dan aku hindari. Papa melambaikan tangannya , memberi isyarat padaku untuk menemuinya. Aku beranjak dari sofa dan menemui papaku. “iya. Kenapa pa?”tanyaku tanpa sedikitpun melirik ke arah lelaki yang berada disamping papa. “ini ada Fadi, kamu temenin dia ngobrol-ngobrol ya Tha. Papa tinggal dulu.” Suruh papaku. “tapi pa..aku harus..”selaku. “sudah. Kamu temenin Fadi aja. Kasian dia sendirian. Kalian kan juga udah lama nggak ketemu.”kata papaku sambil menepuk bahuku, dan langsung secepat kilat meniggalkan kami berdua. Huufft!! Siaal! Kenapa harus aku. Kenapa Lo harus dateng sih Fad . gue lagi berusaha buat ngejauhin elo. Tapi kenapa malah gue disuruh ngbrol berdua sama lo gini sih.. sumpaahh!  NGGAK ADIL ! . umpatku dalam hati.
“Kok diem aja sih Tha?”tanya Fadi. “emang gue harus teriak-teriak gitu maksud lo!”kataku ketus.
“ya nggak gitu juga kali.. emm by the way. Kamu cantik banget hari ini.”
“biasa aja menurut gue..”  “kamu kenapa sih tha? Jutek banget. Sejak kapan kamu pake kata elo gue waktu kita ngobrol.”  “sejak saat ini. kenapa sih Fad? Penting ya bahas itu? sumpah nggak penting!”
“Tha..!”kata fadi sambil memegang pundakku. “apa sih ! lepasin deh.”aku memaksa Fadi melepas tangannya dari pundakku. “ aku mau ngomong sama kamu Tha.. penting !”  “tentang ??”tanyaku agak heran. “tentang kita.” Jawab fadi singkat. “kita ?? emang kita kenapa? Ada yang perlu diomongin??”  “aku minta maaf , kalo dulu aku pindah tanpa ngasih tau kamu , aku minta maaf kalau udah bikin kamu sakit hati karena kamu ngerasa aku ngegantungin hubungan kita. Tapi jujur Tha. Selama aku jauh dari kamu. Nggak ada cewek yang  bisa gantiin kamu dihati aku. Aku masih sayang sama kamu Tha.”tutur fadi. “hah! Sayang ? makan tuh sayang!”balasku.
“tha .. aku serius. Ijinin aku buat nebus kesalahanku. Ijinin aku buat ngebahagiain kamu . kasih aku kesempatan kedua buat bisa memiliki kamu tha.”  “Permintaan maaf  kamu aku terima, tapi untuk yang lainnya aku nggak bisa Fad.!”    “kenapa? Apa udah ada yang gantiin aku?”
“bukan itu... Semua rasa yang dulu aku punya buat kamu udah terlanjur hilang Fad. Kalo ibarat botol, pasti udah penyok-penyok dan nggak berbentuk. mau direcycle juga pasti susah. Masih banyak kok cewek lain yang lebih pantas buat dapetin cinta kamu. Dan cewek itu bukan aku. Maaf banget Fad, kali ini Cinta nggak bisa di Recycle. Aku harap kamu ngerti.”
“kamu serius tha?? .. aku pulang ke jakarta buat kamu. Aku berharap bisa ngejalanin lagi semua cerita yang dulu pernah tertunda. Tapi  ternyata kamu..”
“Fad. Kamu itu cowok .. kamu pasti lebih cepet bisa moving on daripada aku. Aku minta maaf kalo kali ini bikin kamu sakit hati. Tapi aku bener-bener nggak bisa. Pliss . kamu ngertiin aku”
“kamu nggak salah kok Tha. Aku yang salah. Aku emang nggak pantes buat kamu. Mungkin memang ini yang terbaik, aku juga nggak mau bikin kamu sedih. Aku sayang sama kamu. Aku terima keputusan kamu. Dan aku harap kamu jangan pernah membenci aku.”
“enggak..aku nggak benci sama kamu. Dan kamu jangan pernah nyalahin diri kamu sendiri. Kamu mau kisah ini jadi happy ending kan ? happy ending nggak harus dengan kita balikan kok Fad. Asalkan kamu janji. Kamu bakal tetep tersenyum. Dan jangan pernah nyalahin diri kamu sendiri. Kita masih bisa temenam Fad. J
“aku bakal turutin permintaan kamu, asal kamu juga janji. Kalo kamu nggak boleh sedih-sedih lagi. Dan.. jangan galak-galak sama aku kayak tadi.. Bikin takut orang aja ..”
“haha.. iya maaf buat yang tadi. Aku lagi emosi soalnya.”
“ya udah .. janji ya. Jangan galak-galak lagi dan harus tetep tersenyum . nggak boleh ada yang sedih J” kata fadi sambil mengulurkan jari kelilingkingnya.
“janji J” jawabku sambil mengaitkan jari kelilingkingku dengan fadi.
*the end*

Monday: May,7,2012
Follow me : @viivitri